Kesalahan Umum Saat Memilih Arsitek dan Cara Menghindarinya

Memilih arsitek adalah langkah penting dalam memulai proyek bangunan — baik itu rumah pribadi, bangunan komersial, hingga fasilitas industri. Tapi, banyak orang salah langkah sejak awal, sehingga proyek jadi tidak sesuai ekspektasi, boros biaya, atau bahkan bermasalah saat masuk tahap konstruksi.

Untuk menghindari hal tersebut, berikut beberapa kesalahan paling umum saat memilih arsitek, lengkap dengan cara mengatasinya.


1. Memilih Berdasarkan Harga Termurah

Desain arsitektur bukan sekadar “gambar denah,” tapi fondasi dari struktur, material, hingga kenyamanan bangunan jangka panjang. Harga murah sering berarti:

  • layanan terbatas
  • gambar kurang detail
  • tidak ada perhitungan struktur
  • revisi terbatas
  • desain tidak siap eksekusi

Desain yang buruk justru menaikkan biaya konstruksi.

Cara menghindari:
Pilih berdasar value dan lingkup layanan, bukan nominal harga saja. Tanyakan apa saja yang termasuk dalam paket desain.


2. Tidak Mengecek Portofolio Secara Detail

Banyak yang hanya melihat contoh gambar 3D tanpa mengecek apakah desain tersebut pernah dibangun atau tidak. Render bagus belum tentu siap eksekusi.

Cara menghindari:
Minta contoh proyek nyata, foto lapangan, atau case study—bukan hanya visualisasi.


3. Tidak Menyesuaikan Spesialisasi Arsitek dengan Jenis Proyek

Arsitek yang unggul dalam rumah mewah belum tentu cocok untuk desain gudang logistik atau bangunan pabrik. Setiap proyek punya kebutuhan teknis yang berbeda.

Cara menghindari:
Cari arsitek dengan pengalaman pada tipe bangunan yang ingin kamu bangun.


4. Mengabaikan Komunikasi dan Alur Kerja

Desain adalah proses kolaborasi. Kalau komunikasinya sulit, revisi lambat, atau tidak ada SOP, proyek bisa macet di tengah jalan.

Cara menghindari:
Pastikan arsitek punya sistem:

  • jadwal meeting yang jelas
  • revisi terstruktur
  • tracking progres
  • komunikasi yang responsif

5. Tidak Bertanya Tentang Kesiapan Desain untuk Dibangun

Beberapa jasa hanya membuat konsep visual, bukan gambar detail yang bisa dipakai kontraktor. Akhirnya saat masuk konstruksi, banyak revisi dan konflik teknis.

Cara menghindari:
Pastikan hasil akhir mencakup:

✔ DED (Detail Engineering Design)
✔ Gambar kerja lengkap
✔ RAB estimasi
✔ Detail struktur & MEP (jika diperlukan)


6. Tidak Mengecek Kontrak dan Deliverables

Kesalahan umum lainnya adalah memulai pekerjaan tanpa kontrak atau tanpa kejelasan apa saja yang didapat dari jasa desain.

Cara menghindari:
Pastikan ada perjanjian yang mengatur:

  • lingkup layanan
  • timeline
  • biaya dan termin
  • hak cipta desain
  • batas revisi

Kontrak melindungi kedua belah pihak.


7. Tidak Mempertimbangkan Kemampuan Konstruksi

Arsitek yang tidak punya pengalaman lapangan sering membuat desain sulit dibangun atau cost overrated. Idealnya, arsitek terhubung dengan tim lapangan atau minimal paham logika konstruksi.

Di Master Tukang, misalnya, desain bisa langsung diterjemahkan ke pekerjaan fisik karena tim desain dan kontraktor saling terintegrasi.


Ringkasan Kesalahan yang Harus Dihindari

KesalahanDampakSolusi
Fokus pada harga termurahBiaya bengkak saat konstruksiFokus pada value & detail layanan
Tidak cek portofolioDesain tidak sesuai ekspektasiLihat proyek real dan case study
Arsitek tidak sesuai tipe proyekFungsionalitas kurang tepatCocokkan spesialisasi
Komunikasi burukRevisi berlarut-larutPilih yang punya SOP jelas
Desain tidak siap bangunBanyak revisi di lapanganMinta DED & gambar teknis lengkap

Kesimpulan

Memilih arsitek bukan keputusan spontan. Butuh riset, diskusi, dan kecocokan visi. Dengan arsitek yang tepat, proyek bisa lebih efisien, nyaman, dan sesuai tujuan jangka panjang.


Butuh Arsitek yang Detail, Komunikatif, dan Siap Eksekusi?

Master Tukang hadir sebagai partner perencanaan dan pembangunan untuk berbagai jenis proyek — dari hunian, komersial, hingga industri.

Hubungi Master Tukang untuk konsultasi proyek Anda.

📞 Klik untuk hubungi kami → Kontak MASTER TUKANG

Share the Post:

Related Posts